Selasa, 20 Februari 2018

First day at SMKN 1 Al Mubarkeya


           

Tanpa terasa hari ini telah menjadi seorang mahasiswa magang III atau lebih dikenal sebagai guru PPL. Rasanya baru kemaren jadi maba tapi hari ini sudah menjadi mahasiswa akhir yang hanya mengemban 2 mata kuliah yaitu Magang III dan Skripsi. Dengar-dengar sih 2 MK itu agak menyeramkan, tapi untuk sementara ini positif thinking aja dulu ya J semoga magang III ini memberikan pengalaman yang berkesan setelah semuanya berlalu dan menjadi moment yang akan dirindukan nantinya. Amin J

Oke, hari ini merupakan hari pertama kami diserahkan kepada pihak sekolah oleh dosen pembimbing, bapak Ari Palawi S.Sn; M.A P.hD. yang merupakan dosen kesenian. Acara penyerahan berlangsung secara formal di ruang dewan guru. Acara penyerahan yang singkat tapi begitu berkesan. Dalam penyerahan ini, ada beberapa tokoh yang berperan penting berlanjut hingga Magang III ini selesai. Pak Baihaqi, berperan sebagai Kepala sekolah SMKN 1 Al Mubarkeya, dalam waktu sehari ini bisa menggambarkan beliau sebagai sosok pendidik sekaligus pemimpin yang berjiwa muda dan inovatif, sangat bersahabat, dan berwibawa, ketika beliau menyampaikan pesan-pesannya seolah langsung menuju pusat hati dan pikiran untuk langsung melaksanakan sesuai dengan yang beliau pesankan. Kemudian bapak wakil kurikulum juga memberikan kata-kata arahan untuk menyambut kami, dengan jiwa pendidiknya nampak begitu disegani dan berwibawa, tapi dibalik sisi itu beliau begitu ramah dan bersahabat dengan siswanya. Kemudian untuk bapak Ari, meskipun baru sekali melihat dan bertemu dengannya karena berbeda prodi, tapi beliau seolah menunjukkan rasa akrab dan bersahabatnya, semua kondisi ini tak bisa dijabarkan dengan kata-kata, hanya saja kata-kata ini akan menjadi kunci memori yang pernah aku lakukan mungkin untuk 5 atau 10 tahun kedepan, jika aku rindu aku bisa membuka catatan memori yang aku buat hari ini.

Tidak hanya 3 orang itu, guru-guru di sekolah ini juga terlihat begitu ramah, rata-rata mereka masih muda, tentunya dengan semangat mudanya. Meskipun siswa-siswa SMK sering didengar sebagai siswa yang berwatak keras dan nakal, namun di sekolah ini seperti ada pengecualian, untuk hari ini mereka cukup memberi kesan anak baik-baik, rasa hormatnya kepada guru patut diacungi jempol,  tak juga ditemukan omongan-omongan yang tidak layak didengar maupun diucapkan baik itu pada siswa maupun pada guru, keduanya sama-sama harus bertutur dengan baik.

Sebelum penyerahan dilakukan, kami diwajibkan mengikuti upacara bendera. Upacara hari ini merupakan upacara pertama yang aku ikut setelah 3 tahun lalu semenjak lulus SMA. Mengikuti upacara hari ini terasa begitu berbeda, karena barisan tak lagi berada di terik matahari, tak lagi berseragam putih abu-abu, dan tak lagi dipantau guru. Tapi kami berdampingan dengan guru, bahkan berda dalam barisan guru, karena kami adalah calon guru yang sedang berusaha untuk menjadi guru terbaik. Rasa berbeda ini entah karena efek udah lama ngga ikut upacara atau efek apa, yang jelas rasanya begitu khidmat, rasanya begitu bermakna. Rasa haru itu seolah timbul begitu saja ketika bendera merah putih itu berkibar, seolah berkibarnya bendera itu ada di tangan kami sang pendidik muda ini. Rasanya seperti mengemban amanah besar dari pahlawan yang telah berjuang dulu untuk tetap mempertahankan kemerdekaan ini dengan memberikan pendidikan terbaik untuk generasi-generasi penerus bangsa. Insyaallah dengan segenap hati, tanggung jawab ini akan dilaksanakan.

Tidak banyak kegiatan yang kami laksanakan hari ini karena berhubung hari ini merupakan hari pertama jadi kami hanya sebatas perkenalan dengan guru, konsultasi dengan guru pamong, dan mengenal sekolah lebih dekat.

Inilah kesan spesial hari ini, kesan yang begitu spesial dan tak bisa dilupakan. Semoga sekolah ini menjadi awal diri ini untuk menjadi seorang pendidik untuk generasi penerus bangsa dan tanah air.

Minggu, 07 Januari 2018

Menulis untuk Merekam Jejak

Hai, its about my jorney, i just wanna tell you about my story, tentang sebuah cerita perjuangan yang tak akan bisa dilupakan.

Berawal dari kelas satu SMA, aku sudah mulai tertarik dengan dunia menulis, hingga aku masuk sebuah komunitas menulis,  waktu itu dikenal dengan singkatan FAM (Forum Aishiteru Menulis), di akhir tersebut pesertanya berhasil menerbitkan sebuah buku antologi cerpen bersama, setelah itu aku sempat stay di tempat dan tidak pernah melanjutkan lagi, hingga di tahun 2013, aku mencoba bangkit lagi, tapi di genre yang berbeda, yaitu di penulisan ilmiah, awalnya karena pengen ikut lomba KTR (Karya Tulis Remaja), jadi gaya penulisannya sangat berbeda dengan cerpen, tapi aku tetap ikut lomba itu, langsung dibimbing oleh guru Bahasa Indonesia, ibu Khairiyah, sampai sekarang aku masih sering komunikasi dengan beliau. Akhirnya setelah perjalanan sebulan aku menyusun makalahnya Alhamdulillah aku lulus dan berkesempatan untuk mempresentasikan hasil makalahku ke tingkat provinsi dan mendapat juara 4, waktu itu lombanya diselenggarakan oleh Astra Honda Motor Best Student tahun 2013, dan acaranya diadakan di Capella Honda Peunayong, hingga sekarang, setiap kali aku lewat jalan itu, seolah memutar memori yang pernah aku lakoni di tahun 2013. Berhubung yang dijadikan delegasi ke Nasional hanya dua orang, yaitu juara 1 dan 2, maka secara otomatis aku gugur dan sempat kecewa dengan hasil yang diumumkan oleh juri, hingga ayah berpesan “suatu saat nanti akan ada saatnya kakak ke Nasional”, dan sampai sekarang pesan ayah itu sebagai untukku dalam menulis.

Lulus dari SMA, aku melanjutkan kuliah ke Unsyiah, di FKIP Biologi, aku sempat menyesal dengan jurusan itu, dan pernah menyusun strategi untuk pindah ke kedokteran, tapi Allah berkata lain, Allah ingin mewujudkan mimpi yang dulu aku pernah tanam, dan membuktikan bahwa doa sang ayah itu benar terijabahkan, saat awal masa orientasi kampus, aku di ajak bergabung dalam Tim PKM (Pekan Kreativitas Mahasiswa) dengan kakak angkatan, kompetisi ini menuntut kami untuk menulis ilmiah dan melakukan penelitian. Berhubung judul Proposalnya adalah “bakteri fermentor pada fermentasi Pliek u” jadi hampir 4 bulan, kami bertugas di Laboratorium untuk penelitian dan menyusun full artikelnya. Setiap perjuangan akhirnya terlewati, tahap pertahap pun berlalu, mulai dari penyusunan proposal, monev, dan akhirnya pengumuman PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) yang begitu ditunggu-tunggu tiba, akhirnya tim dari FKIP Biologi lulus ke Nasional, untuk mempresentasikan hasil karyanya, saat melihat pengumuman itu, rasa haru luar biasa tak bisa diungkapkan, teringat kembali dengan ungkapan sang ayah, bahwa “akan ada saat yang tepat untuk kakak” ke nasional. Tim Pliek u pun ke Kendari, Sulawesi Tenggara. Itulah kali pertama aku merasakan naik pesawat, tanpa ada sepeser pun uang yang keluar, penelitian kami dibiayai, tiket PP, akomodasi, uang jajan, semuanya ditanggung, dan kami berangkat dengan rasa penuh kebanggan di hati seluruh dosen, kawan, dan orang tua tercinta, rasa bahagia itu sungguh tak dapat diungkapkan.

Kemudian dipenghujung 2017, aku juga mengikuti LKTM (lomba karya tulis kemaritiman) yang diadakan oleh universitas Hasanuddin, Makassar. Juga berada dipulau sulawesi, tepatnya sulawesi selatan. Alhamdulillah aku lulus sebagai finalis dan berkesempatan untuk mempresentasikan karya kesana, lagi-lagi keberangkatan ini ditanggung oleh dosen jurusan, dan tak perlu mengeluarkan dana besar untuk bisa terbang jauh dari pulau sumatera ke pulau sulawesi disana, dan alhamdulillah aku dan tim berhasil membawa pulang piala juara favorit ke kampus, yang paling aku ingat sampai sekarang adalah ekspresi orang tua ketika mendengar anaknya menang, aku mendengar umi menangis terharu dengan hasil yang telah anaknya peroleh, betapa aku ingin terus membahagiakan mereka dengan hasil prestasi lewat menulis, walaupun hal itu tak dapat membalas semua jasa yang telah mereka berikan. You are my love, umi, ayah.

Sejak itu, aku yakin dengan menulis aku bisa terbang kemanapun aku mau, dan dengan menulis aku bisa mengenang kisah perjalanan yang pernah aku lewati,
wassalam