Bukan tntang apa2, hanya tentang caraku menyikapi masalah
itu
Entahlah apa itu masalah besar atau kecil menurutmu
Tapi bagiku itu sangat besar, dan aku ingin keluar dalam
lingkaran itu, dan menjauh sama sekali hilang dalam bayangan dan ilusi itu
Aku rasa kamu sendiri tau, apa yang ku makasud, dan mungkin
engkau sudah begitu bosan mendengarnya tiap kali membahas persoalan itu, namun
tetap saja engkau terus menjalankan ambisimu, ambisi yang mungkin tak bisa lagi
aku cegah, dan aku juga ikut terkubur dalam ambisimu setiap kali aku mencoba
untuk menghalangimu
Tidakkah kau ingat apa yang kamu cita-citakan dulu, ketika
aku pertama kali membuka pintu itu, tidakkah kau ingat betapa bersahajanya,
betapa taatnya dirimu saat itu, tidakkah kau ingat? Atau memang itu hanya trik
kamuflase yang selalu kamu andalkan? Mungkin.. aku rasa iya.
Tidakkah kau ingin seperti kisahnya Ali dan Fatimah, mereka
begitu menyembunyikan perasaan hati, bahkan syaithan pun tidak punya kesempatan
mengganggu mereka, tidakkah kau cemburu akan kisahnya Rabi’ah Al Adawiyah yang
menjauhi apapun yang akan membagi cintanya kepada sang Rabbnya. Tidakkah kau
ingin mencontoh sedikitpun dari kisah mereka?
Kenapa kau biarkan syaithan-syaithan itu menghasutmu,
menghasut hati yang mestinya hanya kau pautkan untuk sang Khaliq, tidakkah kau
ingat kata-kata itu “bahwa cinta sesungguhnya adalah cinta yang membuatmu
semakin dekat dengan Rabb-mu”
Sadarkah engkau, aku ingin menggunci pintu itu dengan rapat,
aku ingin menumbuhkan cinta Rabiah Al Adawiyah dalam qalbuku, sebelum nama yang
sudah ditetapkan-Nya membuka kembali pintu itu, dan bersamanya ingin ku
tumbuhkan lebih dalam lagi cinta dan rinduku untuk-Nya.