Senin, 25 Desember 2017

Berkunjung ke Kerajaan kupu-kupu di Taman Nasional Bantimurung, Sulawesi Selatan

Tim Universitas Syiah kuala dan Universitas Brawijaya
Welcome to Bantimurung :)
Alhamdulillah, Allah telah memberikan kesempatan untuk berpijak kembali di pulau Sulawesi untuk kedua kalinya, setelah tahun 2014 ke Kendari, Sulawesi Tenggara. walaupun berbeda tahun dan berbeda arahnya, tapi tetap karena satu alasan, yaitu karena mengikuti event Karya Tulis Ilmiah. Kali pertama merupakan kesempatan mengikuti PIMNAS 28 di Universitas Halu Oleo, dan kali ini merupakan undangan sebagai finalis LKTM (Lomba Karya Tulis Kemaritiman) di Universitas Hasanuddin. Lomba yang hanya dilaksanakan selama dua hari, hanya memfasilitasi field trip ke Pantai Lossari, rasanya belum puas ya, karena sudah jauh-jauh dari Aceh tapi tidak sempat meikmati objek wisata lainnya, soo saya dan rekan nekat jalan-jalan ke tempat wisata di Sulawesi selatan ini dengan memesan kendaraan sendiri dan tentunya di temani LO sebagai guide dalam perjalanan kami. Btw kami dapat juara favorit lho di LKTM ini, jadi ada modal tambahan untuk jalan-jalan, hehe.

Oke, fokus ke Bantimurungnya ya, jadi foto diatas merupakan gardu selamat datang di Taman Nasional itu, ikon paling menarik di bantimurung adalah penangkaran kupu-kupunya. tempat ini merupakan sebuah Taman Nasional yang terletak di Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Taman Nasional dengan luas mencapai ± 43.750 Ha, memiliki berbagai keunikan tersendiri selain kupu-kupunya. Kita ulas satu-satu ya.

Ketika memasuki gerbang TN Bantimurung, kamu akan langsung dihinggapi rasa galau, kemanakah kaki harus melangkah duluan? (hehe, agak sedikit lebay) karena faktanya memang benar, disegala sisi TN ini memiliki keunikan dan arsitektur alami yang akan menarik segala perhatian kamu, di sisi kiri jalan, kamu akan menemukan aliran sungai yang berasal dari air terjun, diperbatasan temboknya, sesekali kamu dapat melihat si monyet (Tarsius sp) lucu sedang bercengkrama dengan sesamanya, ketika kamu melihat ke atas, kamu akan menikmati kanopi-kanopi dari rindangnya pepohonan, ditambah dengan pantulan birunya langit. memandang ke sisi kiri, kamu akan dimanjakan dengan hilir sungai yang bebatuan, jembatan kecil yang menghubungkan ke sisi sungai lainnya terdapat pondok-pondok minimalis untuk beristirahat, tak hanya itu kamu akan menikmati perkasanya gua-gua karst yang menjulang tinggi. jika kamu lurus kedepan kamu akan mendapati sumber air terjun yang begitu mempesona, keindahan ini dilengkapi dengan atraksi burung-burung kecil indah yang terbang bergerombolan di udara, gemerciknya air terjun, dan kicauan burung-burung kecil berwarna biru sungguh memanjakan mood, dan recomended banget untuk tujuan rekreasi.


Di kawasan taman nasional ini kamu akan banyak menemukan bangunan-bangunan seperti batuan-batuan karst, di lokasi ini saja terdapat beberapa goa yang terbentuk dari batuan-batuan karst, salah satunya ada goa mimpi, yang kata guidenya, konon goa ini ditemukannya di dalam mimpi gubernur Marosnya, jadi di dalam gua mimpi tersebut kamu dapat melihat batu yang menyerupai beberapa bentuk, di gua tersebut juga terdapat sebuah kuburan, yang diperkirakan kuburan raja Maros pada masa lalu. Untuk menaiki gua tersebut cukup membayar 50 ribu untuk sewa senter besar, karena kondisi di dalam gua yang sangat gelap, gua ini juga dikatakan  gua jodoh, karena siapapun yang membawa pasangannya kesini bisa berjodoh selamanya, itulah mitos yang beredar dimasyarakat Maros, tapi sayang saya tidak sempat menulusuri keindahan gua tersebut, karena keterbatasan waktu. Disisi kanan ketika kembali, kita bisa menemukan sebuah bangunan seperti mesjid yang terbuat dari bebatuan, jadi bentuknya cukup unik dan menarik.

Nah, disini juga disediakan tempat penginapan, berhubung ikon menarik disini adalah kupu-kupu, jadi hampir semua sisi Taman Nasional terdapat replika kupu-kupunya, termasuk Hotel Butterfly, hotel ini berlokasi tepat di tengah Kawasan Taman Nasional, tentunya kamu bisa menikmati segala keindahan yang ditawarkan taman nasional ini.

Oke, sekarang kita beralih ke penangkaran kupu-kupunya, ditempat ini kamu akan melihat segala jenis kupu-kupunya, juga kamu bisa melihat larvanya, pokoknya kamu akan mendapatkan full education tentang kupu-kupunya hanya dengan membayar seikhlasnya untuk si bapak guide yang mengurusi penangkaran kupu-kupu ini. 

Ditempat ini kita akan menyaksikan berbagai atraksi kupu-kupu, jenisnya sangat beragam dengan keunikan dan keindahan yang begitu menawan.

Jika ingin berfoto dengan sikupu-kupu juga sangat mudah, tinggal bergaya dan "cekrek". semua kupu-kupu dalam penangkaran ini sangat jinak dan bersahabat, jadi tidak perlu risau jika ingin menyentuhnya langsung. Penjaga penangkarang kupu-kupu ini juga menambahkan cairan gula di dalam setiap rumah penangkaran, cairan gula itu akan dihinggapi si kupu-kupu dengan sendirinya.

Penangkaran kupu-kupi di Taman Nasional Bantimurung, tak hanya dijadikan sebagai tempat wisata dan perlindungan alam oleh pemerintahnya, tapi juga merupakan sumber penghasilan bagi masyarakat Bantimurung, betapa tidak, kupu-kupu penangkaran ini merupakan aset berharga bagi masyarakat untuk dijadikan awetaan dalam berbagai bentuk, baik gantungan kunci ataupun hiasan dinding. 
Masyarakat dan pemerintah Maros tentunya sudah mengatur rencana dengan begitu baik, sehingga kupu-kupu yang dibudidaya ini tidak akan habis dieksploitasi semua oleh masyarakat, akan tetapi untuk dijadikan berbagai kreativitas, masyarakat memiliki tempat budidaya khusus, walaupun mengacu kepada ekonomi tetapi tetap peduli dengan biodiversitas dan konservasi.
wassalam.

Kamis, 16 November 2017

Respon Tanaman Terhadap Kekurangan Air

Hasil gambar untuk tanaman kekeringan
Kekeringan merupakan suatu kondisi kekurangan pasokan air dalam tanah, bisa disebabkan karena cuaca panas terus menerus atau curah hujan di bawah rata-rata. Keadaan demikian mengharuskan makhluk hidup untuk mampu beradaptasi agar tercukupinya kebutuhan air dan metabolisme tetap berjalan. Begitu halnya dengan tumbuhan, meskipun tidak bisa berpindah secara leluasa seperti hewan, tumbuhan tetap memiliki cara tersendiri untuk bertahan dalam kondisi kekeringan. Kondisi kekeringan atau kekurangan air desebut juga dengan defisit air, pada tumbuhan istilah ini ditunjukkan dengan banyaknya air dalam jaringan yang hilang dibandingkan dengan kandungan air pada kondisi turgor penuh. Semakin besar defisit air semakin rendah air yang tersedia untuk metabolisme.[3]

Defisit air berasosiasi dengan beberapa proses fisiologi yang berhubungan dengan pertumbuhan tanaman hingga akhirnya apabila tumbuhan tidak dapat lagi menjalankan fisiologinya dengan baik, maka dapat menyebabkan kematian. [1] Setiap tumbuhan memiliki cara yang berbeda dalam menghadapi stres akibat kekeringan atau defisit air. Secara umum tumbuhan memiliki dua cara untuk mempertahankan diri dalam kondisi defisit air, mekanisme pertahanannya berupa: 1) menghindari kekeringan (drought avoidance) yaitu, tanaman mempertahankan status air dalam jaringan agar  metabolisme tetap berjalan; dan 2) toleransi terhadap kekeringan (drought tolerance): tanaman tetap dapat melangsungkan metabolismenya pada kondisi status air yang rendah. [3]

Pengaruh cekaman kekeringan pada setiap tanaman berbeda-beda. Tanaman yang melakukan mekanisme toleransi terhadap kekeringan, memiliki tingkat toleransi yang berbeda pula, bahkan ditingkat varietas.  Sehingga efek dari defisit air juga dilihat dari varietas tanaman, besar dan lamanya cekaman, dan masa pertumbuhan tanaman. Karakter morfologi atau fenotipik yang umum         untuk menduga tingkat toleransi tanaman terhadap cekaman kekeringan dapat diketahui   dengan            mengamati perkembangan perakaran yang dapat digunakan untuk membedakan tanaman yang tahan atau tanaman yang peka. [1]

Kekurangan air pada tanaman akan dapat menghambat pembentukan dan perkembangan sel sehingga menyebabkan pertumbuhan akar tanaman terhambat dan penyebaran akar relatif sempit akibatnya absorbsi air dan unsur hara menurun sehinggga metabolisme karbohidrat, protein dan zat pengatur tumbuh terganggu dan akhirnya tanaman menjadi kerdil. [2]

Selain akibat dari keterbatasan air tanah, akumulasi zat tertentu juga bisa menyebabkan tanaman seperti berada dalam kondisi defisit air. Seperti akumulasi zat  Aluminium (Al), menyebabkan gangguan pada proses penyerapan air tanah melalui akar, karena zat Al terakumulasi di bagian akar sehingga mempengaruhi proses penyerapan air oleh pembuluh pengangkut. Selain itu kekurangan air juga menyebabkan terhambatnya perpanjangan dan perkembangan sel akar serta adanya pengaruh tidak langsung terhadap ketersediaan hara melalui pembentukan kompleks-Al,     kompetisi hara mineral dan penutupan “binding site”. [2]

Respon tanaman yang mengalami cekaman kekeringan mencakup perubahan ditingkat seluler dan molekuler seperti perubahan pada pertumbuhan tanaman, volume sel menjadi lebih kecil, penurunan luas daun, daun menjadi tebal, adanya rambut pada daun, peningakatan ratio akar-tajuk, sensitivitas stomata, penurunan laju fotosintesis, perubahan metabolisme karbon dan nitrogen, perubahan produksi aktivitas enzim dan hormon, serta perubahan ekspresi gen. Cekaman kekeringan dari tingkat paling ringan sampai paling berat mempengaruhi proses-proses biokimia yang berlangsung dalam sel. Kekeringan mempengaruhi reaksi-reaksi biokimia fotosintesis, sehingga laju fotosintesis menurun. Salah satu aspek fotosintesis yang sangat sensitif terhadap cekaman kekeringan, termasuk cekaman tingkat ringan, ialah biosintesis klorofil, di samping itu pembentukan protoklorofil terhambat pada potensial air sedikit di bawah 0 atm.

Beberapa hal yang bisa diukur pada tumbuhan yang sedang beradaptasi dengan defisit air yaitu adar air daun (KAD), yang menggambarkan jumlah air yang tersimpan dalam tajuk (status air tanaman). Kandungan air daun semakin menurun dengan semakin rendahnya kandungan air media (dalam hal ini tanah). Keadaan ini tidak dipengaruhi oleh genotip suatu tanaman, karena kandungan air daun genotip apapun tetap akan menurun jika kandungan air tanahnya rendah. [3]

Berbeda dengan penurunan jumlah air yang tersimpan pada tajuk, hal ini dipengaruhi oleh genotip suatu tanaman. Tanaman yang toleran terhadap cekaman kekeringan relatif lebih rendah penurunan jumlah air yang tersimpan dalam tajuk dibandingkan tanaman yang kurang toleran. Perlu diingat tingkat toleransi suatu tanaman dipengaruhi oleh genotip. [3]

Adaptasi tanaman terhadap cekaman kekeringan yang lain adalah menambah ketebalan daun, karena akan semakin tebal lapisan kutikula yang dapat menghambat kehilangan air. Luas daun spesifik (LDS) dapat digunakan untuk memperkirakan ketebalan daun, semakin rendah luas daun maka daun akan semakin tebal. [3]

Pertumbuhan tanaman yang melambat, juga merupakan respon tumbuhan terhadap stres defisit air, lebih lagi pada saat perkecambahan biji, bisa jadi biji gagal berkecambah karena hal tersebut. Pertumbuhan tanaman dapat diukur dengan berat kering tajuk tumbuhan tersebut, semakin rendah berat keringnya maka semakin rendah kandungan air media/tanah disekeliling tumbuhan tersebut. Berbeda dengan tanaman yang kelimpahan air/ tidak mengalami defisit air, maka berat tajuk tumbuhan tersebut semakin tinggi, dan pertumbuhannya pun cepat. [3]

Berat kering akar menggambarkan kemampuan tanaman dalam menyediakan unsur hara dan air yang diperlukan dalam proses metabolisme. Tanaman dengan berat kering akar lebih tinggimempunyai kemampuan yang lebih besar untuk mendapatkan air pada saat tercekam kekeringan. Berat kering akar yang rendah berkaitan dengan berat kering tajuk yang rendah, sehingga menyebabkan pertumbuhan tumbuhan yang terus melambat. [3]

Kemudian mekanisme adaptasi tanaman terhadap cekaman kekeringan untuk mempertahankan status air tetap tinggi adalah dengan mengembangkan perakaran, hal ini dapat meningkatkan kemampuan tanaman dalam mengabsorbsi air. Peningkatan sistem perakaran umumnya diikuti dengan penurunan pertumbuhan tajuk. Tanaman yang lebih mengutamakan pertumbuhan akar daripada tajuknya mempunyai kemampuan lebih baik untuk bertahan pada kondisi kekeringan. [3]

Panjang akar berkaitan dengan ketahanan tanaman  pada saat tercekam kekeringan. Tanaman pada kondisi tercekam kekeringan akan cenderung memperpanjang akarnya sampai ke lapisan tanah yang tersedia cukup air. Pertumbuhan akar kuarter yang seimbang dengan pertumbuhan akar primer, sekunder dan tersier. Oleh karena itu semakin besar volume akar akan semakin banyak akar kuarter. Contohnya pada kelapa sawit, akar kuarter pada tanaman kelapa sawit berperan penting dalam mengabsorbsi unsur hara dan air, sehingga tanaman yang mempunyai volume akar tinggi akan mampu mengabsorbsi air lebih banyak, dan mampu bertahan dalam kondisi kekeringan. [3]

Referensi
[1] Hanum, C., Wahyu Q. Mugnisjah, Sudirman Yahya, Didi Sopandy, Komarudin Idris, Dan Asmarlaili Sahar. 2007. Pertumbuhan Akar Kedelai Pada Cekaman Aluminium, Kekeringan Dan Cekaman Ganda Aluminium Dan Kekeringan. Agritrop,  26 (1) : 13 - 18  (2007
[2] Karti, P. D. M. H. 2004. Pengaruh Pemberian Cendawan Mikoriza Arbuskula Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Rumput Setaria Splendida Stapf Yang Mengalami Cekaman Kekeringan. Jurnal Media Peternakan,  Vol. 27 N0. 2 , Hlm. 63-68 Issn 0126-0472
[3] Palupi, E.R., Dan Yopy Dedywiryanto. 2008. Kajian Karakter Ketahanan Terhadap Cekaman Kekeringan Pada Beberapa Genotipe Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.). Bul. Agron. (36) (1) 24 – 32.
[4] Nio Song A. 2011. Biomassa Dan Kandungan Klorofil Total Daun Jahe (Zingiber Officinale L.) Yang Mengalami Cekaman Kekeringan. Jurnal Ilmiah Sains Vol. 11 No. 1



Senin, 18 September 2017

Usia Bukanlah Alasan


            Kita seringkali mendengar ungkapan “belajar di waktu kecil bagaikan mengukir diatas batu dan belajar diwaktu besar bagaikan menulis di atas air” ungkapan ini maksudnya ketika kita belajar di saat kecil apapun yang kita pelajari akan mudah kita serap, karena belum banyak tanggung jawab yang kita emban, saat itu kita hanya bertanggung jawab dengan perintah orang tua, yaitu belajar dan belajar. Namun apa yang terjadi bila kita belajar saat dewasa, sebenarnya itu bukanlah masalah, karena Rasulullah juga pernah bersabda “tuntutlah ilmu dari ayunan hingga ke liang lahad” walaupun kita sudah tua kita tetap diwajibkan menuntut ilmu, lebih-lebih ilmu agama, tapi saat dewasa kita sudah memiliki berbagai tanggung jawab, keluarga, anak-anak, masyarakat, pekerjaan, dan lain sebagainya, sehingga sering kali kewajiban belajar itu terabaikan, dan karena banyaknya tanggung jawab yang dipikirkan, ilmu yang sudah dipelajari pun kadangkala terlupakan.
    
Satu kebanggan besar dalam diri saya dan Kawan-kawan ketika ditempatkan KKN di sebuah desa di kabupaten Aceh Tengah, yaitu Desa Bukit Rata, Kecamatan Kute Panang, semangat belajar masyarakat menunjukkan betapa hausnya mereka akan ilmu agama, meskipun mereka sudah berumur lanjut, namun semangatnya tetap sama, desa tersebut memang mayoritas anak-anak dan orang dewasa, remaja hanya berkisar belasan orang. Antusias belajar mereka ditunjukkan dari inisiatif pihak masyarakat untuk mengontrak ustad dari desa lain bahkan ada dari kabuaten lain, seperti dari Aceh Timur, hal ini dilakukan kerena tidak adanya masyarakat yang bisa mengajar ilmu agama di desa tersebut.
Pengajian fardhu ‘ain berjalan cukup aktif, rutin dilaksanakan selesai shalat magrib dan subuh, khusus malam rabunya sampai jam 12 malam. Selain itu juga ada pengajian khusus ibu-ibu setiap hari jumat pagi dan setelah asar. Beberapa kitab yang sering mereka kaji adalah kitab Fardhu ‘ain, kifayatul mubtadi, dan Shirathal mustaqim.
Selain pengajian rutin, sebagian masyarakat juga mengundang ustadz untuk mengajar di rumah masing-masing atau pengajian privat.  Keberadaan kami sebulan KKN di bukit rata sangat menginspirasi, semangat belajar ilmu agama masyarakat begitu besar dan sangat patut untuk dicontoh.



Selasa, 11 Juli 2017

Tentang kalian

Berlalunya lebaran idul fitri meninggalkan kesan hangatnya silaturrahmi, berkunjung ke rumah-rumah saudara dan kerabat, saling meluapkan kerinduan, rindu untuk berbagi dan rindu untuk bermanja dengan keluarga, apalagi yang telah lama merantau untuk memperdalam ilmu ataupun bekerja, moment lebaran merupakan waktu yang sangat tepat untuk melepaskan rindu.
Selain bersilaturrahmi, moment untuk berekreasi juga sangat di tunggu-tunggu, apalagi untuk anak-anak.
 Salah satu pilihan tempat rekreasi yang saya tentukan bersama keluarga bertempat di batee iliek, kecerian bermain air dengan adik-adik membuat saya seolah mengulang masa kecil yang hanya dibebani pr matematika, saat bermain dengan saya pun menjadi bagian dari mereka.
Semoga liburan kedepannya rekreasi seperti ini tetap terlaksana untuk menambah kehangatan keluarga

Kamis, 22 Juni 2017

Harapan Pena Untuk Kampung Kelahiran


            Lamanya diperantauan membuat saya semakin rindu akan kampung halaman. Memang jarak Banda Aceh - Sigli bukanlah jarak yang begitu jauh, bisa ditempuh dalam waktu 2-3 jam tergantung kecepatan kendaraan yang kita tumpangi, hanya saja pendidikan menghalangi saya untuk pulang. Banyak tanggung jawab yang harus saya emban diperantauan sana, tak hanya menghabiskan kiriman dari orangtua. Pendidikan agama di sebuah pondok pesantren Darul Aman, Lubok Sukon, dan pendidikan akademik di Universitas Syiah Kuala, sebagai calon pendidik.
Banyak harapan yang ingin say bawa pulang ke kampung halamanku melalui ilmu yang saya dapatkan, meskipun itu hanya secuil jika dibandingkan dengan orang-orang sukses dibidangnya, walaupun hanya secuil dari ilmu yang mereka punya, tapi seberkas harapan dalam jiwa ini, ingin saya abdikan untuk keluarga dan untuk masyarakat.
Saya terlahir di sebuah desa di Kabupaten Pidie, Kecamatan Pidie, tepatnya di Gampong Cot Geulumpang, tumbuh dalam masyarakat yang mayoritasnya sebagai petani, dan hidup sederhana dengan pendapatan tergolong rendah, serta pendidikan terakhir hanya setara SMA, hanya beberapa anak yang mampu melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi, saya bersyukur dengan izin kedua orangtua serta kesungguhan mendapatkan beasiswa, sehingga saya berhasil melanjutkan pendidikan ke tahap universitas. Selebih itu, anak-anak yang lulus SMA menjadi pengangguran muda, mereka hanya sekedar membantu orangtuanya bertani, dan yang perempuannya kebanyakan menikah dengan melanjutkan generasi yang sama. Selebihnya ada yang merantau untuk mencoba memperbaiki ekonomi keluarganya, kebanyakan dari mereka yang keluar dari zona nyamannya akan terlihat lebih mandiri daripada yang lain. Pilihan merantau memang bukan pilihan asing di pidie ini. Pidie begitu lekat dengan jiwa rantau masyarakatya, bahkan pidie menjadi sebutan Cinanya Aceh dalam hal merantau. Dan sebagian generasi muda di Gampong Cot Geulumpang ini hanya menempuh pendidikan hingga lulusan SD, SMP, atau SMA sebelum melanjutkan pendidikann agamanya ke pondok pesantren atau Dayah.  Dayah di Samalanga atau Seulimum menjadi sasaran pendidikannya. Bagi mereka yang mampu bertahan lama dan bersungguh-sungguh di kota santri, akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi keluarga dan masyarakatnya, karena yang paham agama dengan baik akan sangat dibutuhkan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan hidup.
            Meskipun saya berada lama diperantaun, namun tak ada perubahan signifikan terjadi di Gampong kelahiran ini, bahkan perubahannya semakin bergerak ke arah negatif.  Keadaan yang sangat miris ketika saya melihat anak-anak kecil usia dini begitu mahir dengan lagu bergeknya, setiap bait lagu mereka lafalkan dengan fasih, bahkan ada yang sudah mulai merokok, mereka lalai dengan hal-hal yang semestinya tidak mereka kembangkan, dan cenderung mempraktikkan hal-hal baru yang mestinya tidak mereka dekati, semua hal itu banyak mereka dapatkan dari media televisi, tontonan yang tidak dipantau dengan baik oleh orangtuanya membuat mereka tumbuh dalam kondisi menyimpang. Potensi belajar mereka tidak diatur dengan baik. Ya, hal ini tidak bisa mutlak disalahkan orang tuanya yang kelelahan mencari nafkah dengan bertani dan lainnya, sehingga tak sempat mengajarkan hafalan Quran untuk anak-anaknya, mendampingi mereka dalam mempelajari lingkungannya, ataupun menyuruh mereka untuk membaca, kadang orangtuanya saja masih ada yang buta huruf, atau dalam permasalhan ekonomi, jangankan untuk beli buku, beli lauknya saja mesti diirit-irit. Meskipun di Aceh ini tak Sekejam kota Jakarta, tapi harusnya pemerintah kita sadar masih banyak lho anak-anak di Pidie ini yang pendidikannya masih kurang, budaya membacanya yang sangat minim apalagi menulis.
Mungkin memang ada beberapa anak yang mendapatkan bantuan dari pemerintah, baik itu dana BOS, uang pintar, atau apapun itu. Mestinya pemerintah ikut memantau kembali bagaimana efesiensi uang ini dalam pendidikan anak tersebut, apakah digunakan untuk beli buku, peralatan sekolah, atau untuk jajan dan membeli hal yang tidak dibutuhkan untuk pendidikannya.
Saya sangat berharap di kampung tercinta ini terwujud sebuah lingkungan yang beratmosfir pendidikan agama dan akademik yang baik. Anak-anak tidak lagi lalai dengan bergeknya, tapi mereka mampu mengembangkan kreatifitas kecil mereka  hingga menjadi karya, tapi kita butuh SDM yang menggerakkannya, bukan Cuma mempeloporinya, karena, anak-anak tidak mungkin tumbuh sendiri tanpa ada yang menggerakkan, tanpa ada yang membimbing. Aku sangat berharap pemerintah turun tangan dalam membantu desa tidak hanya untuk ibu-ibu PKK, tapi cobalah membangun kreatifitas anak, berikan mereka media, berikan mereka tempat untuk belajar, berikan mereka fasilitas. Dan untuk komunitas - komunitas yang peduli dengan pendidikan, ayo kita turun tangan untuk memperbaiki generasi ini agar tidak semakin rusak, tolong jangan hanya berfokus di kota, tapi cobalah utuk peka, karena di luar sana, masih banyak anak-anak yang menunggu kita untuk mewujudkan mimpi meraka. Mereka belum bisa menggali potensi diri mereka, apa salahnya jika kita bantu mereka mewujudkannya.
Salah satu program pemerintah yang bisa membangun anak-anak desa contohnya KKN, semestinya program ini sangat bermanfaat jika kelompok KKN memiliki kegiatan yang bersifat jangka panjang dalam pelaksanaan serta pemanfaatannya, seperti tarian, kreativitas mengolah bahan bekas, program hafal surat pendek, dan musabaqah. Dengan adanya KKN ini bisa sedikit membantu memperbaiki generasi muda penerus bangsa, alangkah lebih baiknya jika pemerintah memiliki program khusus layaknya desa binaan untuk membangun Sumber Daya Manusia yang ada di Gampong Cot Geulumpang ini.
Selain fokus untuk anak-anak, saya juga sangat berharap pemerintah menyediakan lapangan kerja untuk pemuda-pemuda pengangguran, karena seringkali mereka menghabiskan waktu mereka dengan main kartu, main batu bahkan melakukan berbagai penyimpangan sosial yang merugikan dirinya dan masyarakat sekitar.
           


Sabtu, 28 Januari 2017

"Tentangnya"

Bukan tntang apa2, hanya tentang caraku menyikapi masalah itu
Entahlah apa itu masalah besar atau kecil menurutmu
Tapi bagiku itu sangat besar, dan aku ingin keluar dalam lingkaran itu, dan menjauh sama sekali hilang dalam bayangan dan ilusi itu
Aku rasa kamu sendiri tau, apa yang ku makasud, dan mungkin engkau sudah begitu bosan mendengarnya tiap kali membahas persoalan itu, namun tetap saja engkau terus menjalankan ambisimu, ambisi yang mungkin tak bisa lagi aku cegah, dan aku juga ikut terkubur dalam ambisimu setiap kali aku mencoba untuk menghalangimu
Tidakkah kau ingat apa yang kamu cita-citakan dulu, ketika aku pertama kali membuka pintu itu, tidakkah kau ingat betapa bersahajanya, betapa taatnya dirimu saat itu, tidakkah kau ingat? Atau memang itu hanya trik kamuflase yang selalu kamu andalkan? Mungkin.. aku rasa iya.
Tidakkah kau ingin seperti kisahnya Ali dan Fatimah, mereka begitu menyembunyikan perasaan hati, bahkan syaithan pun tidak punya kesempatan mengganggu mereka, tidakkah kau cemburu akan kisahnya Rabi’ah Al Adawiyah yang menjauhi apapun yang akan membagi cintanya kepada sang Rabbnya. Tidakkah kau ingin mencontoh sedikitpun dari kisah mereka?
Kenapa kau biarkan syaithan-syaithan itu menghasutmu, menghasut hati yang mestinya hanya kau pautkan untuk sang Khaliq, tidakkah kau ingat kata-kata itu “bahwa cinta sesungguhnya adalah cinta yang membuatmu semakin dekat dengan Rabb-mu”
Sadarkah engkau, aku ingin menggunci pintu itu dengan rapat, aku ingin menumbuhkan cinta Rabiah Al Adawiyah dalam qalbuku, sebelum nama yang sudah ditetapkan-Nya membuka kembali pintu itu, dan bersamanya ingin ku tumbuhkan lebih dalam lagi cinta dan rinduku untuk-Nya.